Cerita sadis dan brutal di balik 10 Dongeng anak-anak
Sejak kecil, kita sering mendengar dongeng-dongeng indah seperti Cinderella dan Putri Salju, dan menganggapnya sebagai cerita anak-anak yang memiliki happy ending. Salah besar! Jika melihat versi aslinya, kisah-kisah yang dikumpulkan Grimm Bersaudara pada abad ke-19 itu memiliki jalan cerita sangat mengerikan: mutilasi, kanibalisme, pelecehan seksual. Beberapa dongeng lainnya sering dibumbui cerita sadis. Berikut ini versi asli 10 dongeng yang selama ini Anda kira indah, namun ternyata brutal dan sangat sadis.
1. Cinderella
Namun Sang Pangeran mengetahuinya, karena darah merembes di kakinya. Kemudian ibu tiri ini juga memotong tumit anaknya yang satunya, juga agar pas pada sepatu tersebut. Trik ini juga ketahuan Sang Pengeran.
Dan… pada saat pernikahan Cinderella, seekor merpati mematuk kedua mata saudari tirinya hingga buta. Cinderella pada versi asli juga bukanlah sosok pemaaf, karena dia membiarkan ibu tiri dan dua saudari tirinya menjadi pengemis yang buta. Oh.. ohh… ohhh, begitu to versi aslinya, hi….
2. Hansel and Gretel
Dalam dongeng ini dikisahkan bahwa si penyihir berusaha menggemukkan tubuh Hansel dan Gretel untuk dimakan.
Kisah moral cerita ini sebenarnya agar anak-anak kecil tidak mudah percaya begitu saja terhadap orang asing.
3. Little Red Riding Hood
Selain itu, serigala yang menyamar menjadi sang nenek menyuruh Red Riding Hood untuk menanggalkan semua bajunya, dan melemparkannya ke perapian, kemudian menidurinya sebelum memakannya.
4. Rapunzel
Namun tahukah Anda, bahwa sebelum dinikahi Sang Pangeran, Rapunzel dalam dongeng asli sebenarnya dihamili dulu?
Yang menghamili tak lain ya Sang Pangeran sendiri. Dia selalu datang setiap malam ke menaranya.
5. Sleeping Beauty
Dalam versi asli, Sang Pangeran sebenarnya memperkosa sang puteri saat tertidur, hingga sang putri hamil dan melahirkan (dalam kondisi tertidur pula).
Sang bayi yang baru dilahirkannya kelaparan dan menghisap jari ibunya, sehingga jarum itu terlepas dan sang puteri pun terbangun. Nah lo…
6. Pied Piper of Hamelin
Warga kota setuju, dan pria itu meninggalkan kota sambil meniup serulingnya, kemudian diikuti tikus-tikus itu. Setelah semua tikus pergi, si peniup seruling menuntut bayarannya. Tetapi warga yang curang menolak membayar. Akhirnya peniup seruling kembali meniup serulingnya, kali ini dia membawa seluruh anak-anak kecil dari kota dan tak pernah kembali.
Satu-satunya anak yang selamat hanyalah seorang anak pincang yang tidak bisa mengikuti teman-temannya. Banyak yang berpendapat, cerita dalam dongeng ini merupakan kisah nyata. Dan, sosok peniup seruling itu sebenarnya seorang paedofil, bahkan pembunuh berantai.
7. Serigala dan Tiga Ekor Babi
Dalam cerita yang biasa kita dengar, kedua babi yang lain bersembunyi di rumah babi paling cerdik. Namun dalam versi aslinya, kedua babi yang membangun rumah dari jerami dimakan hidup-hidup oleh serigala. Kemudian serigala yang tak bisa mengakali rumah babi cerdik itu memutuskan masuk dari atas cerobong asap, di mana dibawahnya seekor babi yang selamat memasang tungku, kemudian memasak hidup-hidup si serigala.
Si babi kemudian memakan daging serigala, yang secara tak langsung menjadi kanibal pula. Sebab, bukankah dalam perut serigala itu masih terdapat daging kedua saudaranya?
8. Snow White
Setelah Putri Salju tertidur, karena diberi apel beracun, Putri Salju bukannya bangun karena dicium Sang Pangeran.
Alkisah, Sang Pangeran yang diduga mengidap nekrofilia membawa tubuh Putri Salju ke istananya. Dalam perjalanan, kuda yang membawa tubuh Putri Salju tersandung hingga apel beracun menyangkut di kerongkongan. Putri Salju terlempar keluar dan bangun kembali.
Tidak romantis, ya? Oya, hampir lupa. Pada akhirnya, Putri Salju melakukan balas dendam dan memerintah Sang Ratu yang berusaha membunuhnya untuk menari dalam sepatu besi yang dipanaskan, hingga mati !
9. How Some Children Plays at Slaughtering
Versi pertama, empat anak memutuskan bermain sembelih-sembelihan, di mana satu anak berperan sebagai penyembelih, satu anak sebagai koki, satu anak sebagai asisten koki, dan satu anak lagi berperan sebagai babi.
Tanpa diduga, anak yang berperan sebagai penyembelih benar-benar menggorok leher anak yang berperan sebagai babi. Dan dua anak lain memasaknya. Seorang warga yang melintas dan melihat kejadian itu melapor kepada wali kota.
Karena bingung, walikota memberikan ujian. Sang anak yang menyembelih diberi dua pilihan, yaitu apel dan koin emas. Apabila memilih koin emas, dia dianggap orang dewasa dan akan dihukum. Namun apabila memilih apel, dia akan dianggap masih anak kecil dan tak menyadari perbuatannya. Anak itu ternyata memilih apel, sehingga akhirnya dibebaskan.
Versi kedua tak kalah sadis. Ada dua bersaudara melihat ayahnya menyembelih babi. Sang kakak memutuskan bermain sembelih-sembelihan, untuk meniru ayahnya. Nah, sang adik disuruh berperan sebagai babi. Sang kakak ternyata benar-benar menyembelih adiknya dengan pisau.
Ibu yang sedang memandikan anaknya yang lain mendengar jeritan sang adik, lalu segera menghampirinya. Marah melihat sang kakak membunuh adiknya, Ibu menusuk anaknya itu dengan pisau hingga tewas. Namun saat kembali ke kamar mandi, dia melihat anaknya yang tadi dimandikan sudah tewas karena tenggelam.
Karena schock, Ibu memutuskan gantung diri. Sang Ayah pulang, dan kaget saat menemukan seluruh keluarganya tewas. Akhirnya, dia pun ikut mati. Pesan moral dari cerita ini adalah agar orangtua selalu mengawasi anak-anaknya saat bermain.
10. The Armless Maiden
Kakak itu menikahi wanita yang sangat membenci adik iparnya. Sang istri merusak semua perabot rumah dan mengatakan itu perbuatan adik iparnya. Tetapi sang suami mengatakan, dia bisa membeli perabot baru. Sang istri lalu membunuh kuda kesayangan suaminya, tetapi suaminya tetap tak marah.
Sampai akhirnya, si istri melahirkan dan dengan tega memenggal kepala bayinya sendiri, dan memfitnah kalau pelakunya adalah adik iparnya. Sang kakak yang terhasut lalu membuang adiknya. Dengan kejam, dia memotong kedua tangannya.
Suatu ketika, sang adik menikah dengan pedagang kaya raya. Ketika dia bertemu kakaknya, sang adik menceritakan peristiwa masa lalu dengan sebenarnya. Dia menjadi korban fitnah keji dari kakak iparnya, alias istri dari kakaknya.
Mendengar cerita itu, sang kakak mengamuk dan mengikat kepala istrinya pada ekor kuda. Hewan itu kemudian dipecut agar berlari. Ketika kuda berhenti berlari, rambut kepang milik istrinya masih terikat pada ekor kuda. Namun bagian tubuhnya berceceran di sepanjang jalan.
Itulah cerita sadis dan brutal di balik 10 dongeng anak-anak, yang jauh berbeda dari versi yang biasa kita baca dan dengar. Mungkin tujuannya untuk menghilangkan adegan-adegan yang tak layak dikonsumsi anak-anak. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar